14 June 2020

Hello Kitty Mati

Di suatu pagi, Nayla dan Lail sedang asyik bermain dirumahnya. Karena memang, kakak beradik yang terpaut usia 6 tahun ini memang sangat dekat dan hampir selalu bermain setiap harinya. Entahlah.
Bermain apapun itu yang penting mengasyikan bagi mereka.
Namun saat itu, Nayla si kakak harus mencuci piring kotor yang sudah menumpuk di kamar mandi.
“Lail, udah dulu ya. Aku mau nyuci piring.” Nayla bangkit dari posisi tidurnya di atas kasur.
“Ih, atuh…” Lail melarang.
“Aku mau nyuci piring dulu. Piring kotornya udah banyak tau. Nanti abis nyuci piring kita main lagi, ya?”
“Ikut”
“Ikut apa?”
“Nyuci piring”
“Jangan ah. Aku sendiri aja.”
“Atuh..”
“Aku mau nyuci piring dulu, Lail. Kamu disini aja, ya?” Nayla mencoba untuk membujuk Lail.
Namun, Lail menggeleng.
--------
Kini Nayla sudah berada di kamar mandi. Bersiap untuk mencuci piring. Dan tak lupa untuk mendudukkan tubuhnya di atas sebuah kursi kecil plastik agar ia bisa mencuci piring dengan nyaman.
“Lail, kamu ke kamar aja” bujuk Nayla kesekian kalinya dari dalam kamar mandi.
“Gak mau..” Lail menolak dari tengah pintu kamar mandi yang terbuka.
“Kenapa?”
“Pengen nyuci piring”
“Ya udah. Kamu nyuci piring, teteh ke kamer ya?”
“Jangan”
Nayla menghembuskan napasnya. Merasa kesal karena Lail terus memintanya untuk ikut mencuci piring. Padahal, ia lebih nyaman jika mencuci piring sendiri. Lagipula, Nayla takut kebanyakan bercanda juga kalau ia harus mencuci piring dengan Lail. Nanti yang ada, nyuci piringnya makin lama deh.
“Eh… ngapain?” Nayla lagi-lagi kesal karena Lail. Karena saat itu, salah satu kaki Lail tiba-tiba ingin melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
“Mau nyuci piring”
“Jangan-jangan. Kamu ke kamar aja sana”
Lail pun menarik kembali kakinya ke luar kamar mandi. Namun, ia masih disitu. Masih di tengah pintu kamar mandi. Memperhatikan Nayla yang sedang mencuci piring.
Namun tiba-tiba…..
Mata Lail berkaca-kaca. Dan Lail segera pergi dari pandangan Nayla.
Sedangkan Nayla yang menyadari hal itu, menyusul Lail ke mana Lail pergi. Meninggalkan pecahan beling dari gelas kaca yang tak sengaja ia pecahkan ketika mencuci alat makan tadi.
“Lail, kenapa?” Langkah Nayla terhenti mengikuti langkah Lail yang juga terhenti di kamar.
“Huhuhu….” Lail menangis sesenggukan. Sedangkan Nayla bingung karena Lail menangis tanpa diketahui penyebabnya.
“Lail… kamu kenapa?” Opi si kakak (perempuan) pertama, datang begitu mendengar suara tangisan Lail dari kamarnya.
Lail tak menjawab. Masih sesenggukan dan menangis.
“Lail kenapa, Nay?” tanya Opi kali ini pada Nayla.
“Gak tau gera tiba-tiba nangis pas aku nyuci piring teh
“Lail ih kenapa?”
“Hello kitty-nya mati….”
“Hah?” Nayla dan Opi melongo. Terkejut karena jawaban Lail yang tidak terduga.
“Hello kitty mati? Hello kitty apa?” tanya Opi.
Lail terdiam tak menjawab. Namun, air matanya kini mulai mereda.
“Oh… iya! Tadi teh aku mecahin gelas hello kitty” ucap Nayla setelah mengingat-ingat.
“Iya, Lail? Gara-gara gelas hello kitty?”
Lail mengangguk.
Sontak, Opi dan Laila pun tertawa terbahak-bahak mengetahui alasan Lail menangis sebenarnya.
Previous Post
Next Post

post written by:

0 Comments: