Setiap manusia selalu memiliki keinginan, permintaan dan harapan dalam hidupnya. Baik itu berbentuk materi maupun rohani. Baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Namun pada setiap keinginan, permintaan dan harapan tersebut, tentulah manusia perlu ‘meminta’ pada Sang Maha. Pada saat itulah, manusia berdoa pada Tuhan-nya.
Doa sendiri, pada
dasarnya tidak hanya merujuk pada sebuah permintaan. Tapi lebih merujuk untuk
mendekatkan diri pada Tuhan. Bahwasanya, manusia hanya makhluk yang tidak
memiliki kuasa. Karena semua kuasa hanya dimiliki Tuhan semata. Sehingga
sebagai makhluk, manusia perlu mendekatkan diri pada Tuhan agar semua
permintaannya bisa terlaksana sesuai kehendak-Nya.
Dari segi bahasa, kata
doa berasal dari kata dalam bahasa Arab, yaitu da’a – yad’u yang berarti memanggil atau menyeru. Dalam hal ini, bisa
diartikan bahwa manusia selalu memanggil Tuhannya ketika berdoa. Misalnya
dengan ucapan Ya Rob, Ya Tuhan, Ya Allah, Allahumma, Gusti, dan sebagainya sesuai agama yang
dipercaya masing-masing manusia. Sedangkan menurut istilah, doa adalah suatu
permintaan atau permohonan yang ditujukan pada Tuhan sebagai penguasa alam
semesta. Contohnya seperti permohonan untuk diberikan ampunan, kelapangan
rezeki, ketenangan hati atau dihindarkan dari segala marabahaya.
Sebagai contoh, berikut
adalah sebuah doa umat Islam yang sangat dianjurkan untuk dibaca sebelum makan.
Yang berbunyi, “Allahumma Baariklanaa Fii
Maa Rozaqtanaa Wa Qinaa ‘Adzabannaar”. Artinya : “Ya Allah, berkahilah
rezeki kami (yang diberikan oleh-Mu) dan perliharalah (jauhkanlah) kami dari
siksaan neraka”. Dalam doa tersebut, terlihat jelas sekali bahwa manusia yang
membacanya menyeru Tuhan dengan ucapan Allahumma
(Ya Allah). Kemudian memohon
untuk diberikan keberkahan dalam rezekinya dan dijauhkan dari siksa neraka pada
kalimat sesudahnya.
Namun selain pengertian tersebut, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), beberapa tokoh dan beberapa sumber lainnya memiliki definisi yang berbeda mengenai pengertian doa. Berikut adalah uraiannya.
- Menurut KBBI, doa diartikan sebagai ‘permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan’.
- Menurut Quraish Shihab, doa adalah ‘suatu permohonan seorang hamba kepada Tuhan-nya dengan tujuan untuk mendapatkan anugerah pertolongan dan pemeliharaan, baik itu seorang yang memohon atau orang lain yang harus didasari dari hati yang paling dalam dan disertai dengan pengagungan kepada-Nya’.
- Menurut Syaikh Taqiyuddin Subki, berdoa dapat ‘beristilah sebagai yang lebih khusus dalam beribadah. Artinya adalah barangsiapa yang memiliki sifat sombong tidak mau melakukan ibadah, maka sudah pasti tidak mau berdoa’.
- Menurut Abdul Halim Mahmud, doa adalah ‘keinginan terhadap Allah Swt. atas apa yang ada pada-Nya dari segala kebaikan dan mengadu terhadap-Nya dengan cara memohon sesuatu’.
- Menurut Muhammad Kamil Hasan Al-Mahami, doa adalah ‘memohon kepada Allah Swt. untuk mendapat kebaikan-Nya’.
- Menurut Imam Ath-Thalibi, doa adalah ‘suatu sikap manusia yang berserah diri dan membutuhkan Allah Swt. Karena pada dasarnya sangat tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah Swt. Jadi doa adalah sebuah permohonan kepada Allah dan bentuk rasa membutuhkan-Nya.
- Menurut Yohanes Calvin (mengutip dari situs gkin.org), ‘doa bisa dianalogikan dengan ‘napas’. Seperti orang tidak dapat hidup tanpa bernapas. Begitulah orang Kristen tidak dapat hidup tanpa berdoa. Sebagaimana bernapas adalah perkara yang telah kita lakukan sepanjang hidup kita, maka berdoa pun adalah perkara sehari-hari dalam kehidupan orang Kristen. Jadi, berdoa adalah “napas hidup orang Kristen”. Karena itu siapa yang tidak berdoa, secara jasmani kelihatannya masih hidup. Tetap secara ‘rohani’, ia telah mati.
- Mengutip dari situs id.kingdomsalvation.org, doa adalah salah satu cara manusia bekerja sama dengan Tuhan. Melalui doa, manusia berseru kepada Tuhan. Dan itulah proses bagi manusia untuk dijamah oleh Roh Tuhan.
- Mengutip dari situs student-activity.binus.ac.id, dalam agama Buddha, doa lebih menekankan konsep karma daripada meminta. Karena jika doa diartikan sebagai meminta dan apa yang kita minta tidak terwujud, maka akan menimbulkan rasa kecewa. Sehingga jika kita ingin mendapatkan sesuatu, yang harus kita kerjakan adalah bekerja keras dan banyak melakukan perbuatan baik agar karma baik kita bertambah. Karena apa yang kita tabur, maka itulah yang akan kita tuai.
- Mengutip dari situs katolisitas.org, dalam agama Katolik, doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan Tuhan demi hal-hal yang baik.
- Mengutip dari situs sudana-nuse.blogspot.com, dalam agama Hindu, doa berasal dari kata, Man (Manana) yang berarti berpikir dan Tra berarti menjadi terang. Mantra adalah kalimat suci yang diucapkan atau ditunjukkan kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, kerendahan hati dan penuh cinta kasih.
Dari berbagai definisi doa yang telah disebutkan sebelumnya, maka bisa disimpulkan bahwa pada dasarnya, setiap agama memiliki definisi doa yang hampir serupa. Diantaranya adalah meminta, berharap, mendekatkan diri pada Tuhan, berserah diri dan menunjukkan bahwa kita sebagai manusia hanyalah makhluk yang selalu membutuhkan-Nya. Bahkan pada beberapa pendapat, dikatakan bahwa seseorang yang tidak berdoa, berarti ia termasuk manusia yang sombong atau dianggap ‘mati’ secara rohani. Karena dalam situasi apapun, pada dasarnya manusia selalu membutuhkan Tuhan.
Namun, seperti yang kita ketahui. Bahwasanya tidak semua doa yang kita panjatkan bisa terkabulkan dengan mudah atau bahkan tidak terkabul. Karena Islam pun mengajarkan kepada manusia untuk tetap berusaha dan bersabar. Kemudian mengiringi usaha yang dilakukan dengan berdoa. Dengan begitu, Tuhan pun akan melihat seberapa besar usaha kita dan segan untuk mengabulkan permohonan atau permintaan yang kita panjatkan.
Sedangkan jika kita merasa doa-doa kita tidak juga terkabulkan atau tak terlihat hasilnya, janganlah buru-buru mengalahkan Tuhan atau menyerah. Karena Tuhan selalu memiliki rencana yang terbaik untuk makhluk-Nya. Tuhan tak pernah salah atas apa-apa yang dikehendaki-Nya. Mungkin, kita perlu lebih giat dalam berusaha. Mungkin, kita belum siap untuk menerima apa yang akan terjadi di kemudian hari jika doa yang kita panjatkan benar-benar terkabulkan oleh Tuhan. Mungkin, kita memiliki beberapa kekurangan yang membuat doa-doa kita belum terkabul. Maka disinilah. Kita perlu kembali introspeksi diri. Kita perlu berbuat kebaikan lebih banyak lagi. Kita perlu memperhatikan diri kita. Seberapa besar usaha kita selama ini? Jika doa kita benar-benar terkabul, akankah kita siap untuk menerima apa yang akan terjadi di kemudian hari? Apakah kita akan siap untuk melewati berbagai rintangan yang mungkin lebih besar lagi nanti? Apakah kita akan tetap mengingat Tuhan? Ataukah kita akan lupa akan kebesaran-Nya yang telah mengabulkan permintaan kita? Semua itu hanya Tuhan yang tahu. Dan karena hanya Tuhan yang tahu, kita hanya bisa berharap sambil terus melakukan instrospeksi diri dengan berbuat baik. Maka tak heran. Jika kita melihat definisi doa dari pandangan agama Buddha, bahwa doa itu lebih ditekankan ke konsep karma daripada meminta. Karena semakin banyak kita berbuat kebaikan, maka akan semakin banyak pula kebaikan yang datang. Atau jika kita melihat dari pandangan Islam, semakin banyak kita berbuat kebaikan, maka semakin mudah juga doa yang kita panjatkan menjadi terkabulkan.
----------------------------------------------------
Tulisan diatas merupakan hasil tugas yang aku kerjakan untuk memenuhi tugas mingguan dari program kelas menulis artikel yang diadakan Lingkar Penulis. - Minggu Pertama.
0 Comments: