Doa merupakan salah satu bentuk ibadah dalam beragama. Setiap agama memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai doa. Dimana definisi dari doa tersebut tentunya berpengaruh pada tata cara berdoa itu sendiri. Namun, agama Islam memiliki waktu-waktu tertentu yang lebih baik untuk berdoa. Waktu-waktu yang lebih baik tersebut seringkali dikenal sebagai waktu-waktu mustajab untuk berdoa.
Dikutip dari situs KBBI
daring, maksud dari mustajab ialah dapat dengan mudah (lekas) menyembuhkan;
manjur; mujarab. Dengan demikian, bisa diartikan bahwa waktu-waktu mustajab
untuk berdoa ialah waktu-waktu dimana doa yang dipanjatkan dapat dengan lebih
mudah dikabulkan oleh Allah Swt.. Sehingga waktu-waktu tersebut seringkali
diburu atau bahkan dinanti-nanti oleh banyak orang untuk berdoa dan mendekatkan
diri pada Allah Swt..
Berdasarkan berbagai
sumber, berikut adalah uraian mengenai waktu apa saja yang disebut sebagai
waktu-waktu mustajab untuk berdoa bagi umat Islam :
Sepertiga
malam akhir.
Rasulullah SAW. bersabda
: "Rabb kita Tabaroka wa Ta'ala
turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir di setiap malamnya.
Kemudian berfirman, 'Siapa saja yang berdoa kepada-Ku akan akan Kukabulkan,
siapa saja yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberi, siapa saja yang memohon
ampunan dari-Ku akan Kuampuni.'" (H. R. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadist tersebut,
dijelaskan bahwasanya Allah akan mengabulkan setiap doa dari semua hamba-Nya di
waktu sepertiga malam terakhir. Baik itu doa untuk meminta, memohon ampunan dan
berbagai doa lain yang dipanjatkan setiap hamba-Nya di waktu tersebut. Maka tak
heran jika melaksanakan sholat tahajjud di sepertiga malam terakhir sangat
dianjurkan bagi umat Muslim dibandingkan melaksanakannya di pertengahan malam.
Alasannya, yaitu karena Allah akan lebih mudah mengabulkan doa-doa yang
beriringan dengan sholat tahajjud di waktu sepertiga malam terakhir. Bahkan
bagi sebagian umat Muslim, pada sepertiga malam terakhir juga disunnahkan untuk
membaca doa qunut di i'tidal rakaat terakhir setiap sholat Subuh. Hukum
sunnahnya pun merupakan sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat ditekankan
untuk melaksanakannya. Jika tidak melaksanakannya, maka perlu melaksanakan
sujud sahwi di akhir sholat Subuh tersebut. Meskipun sebagian Muslim lainnya,
tidak menghukumi bahwa membaca doa qunut di i'tidal rakaat terakhir setiap
sholat Subuh merupakan sunnah muakkad. Sedangkan sebagian Muslim lainnya, ada
juga yang membaca doa qunut di waktu-waktu sholat fardhu lainnya selain sholat
Subuh.
Setelah
sholat 5 waktu.
Abu Umamah Al Bahili r.a.
meriwayatkan, seseorang bertanya kepada Rosulullah SAW. : "Ya Rosulullah, doa manakah yang didengar Allah?" Beliau
menjawab, "(Doa pada) akhir malam dan setelah sholat maktubah (sholat
wajib 5 waktu)." (H. R. Tirmidzi).
Terdapat perbedaan
pendapat dari banyak ulama mengenai hadits ini. Sebagian ulama menyatakan bahwa
maksud dari hadits ini adalah sebelum salam. Sedangkan sebagian ulama lainnya
menyatakan bahwa maksud dari hadits ini adalah setelah salam. Seperti yang dicantumkan
Imam Nawawi pada bab Dzikir-Dzikir Setelah Sholat dalam kitab Al Adzkar. Hal ini juga selaras dengan
tata cara berdoa yang dianjurkan. Karena setelah sholat, tentu saja kita masih
menghadap kiblat dan bisa menengadahkan tangan. Lalu kemungkinan besarnya, kita
juga masih dalam keadaan suci jika belum terlanjur buang angin ataupun
menyentuh najis. Sehingga insya Allah,
doa pun bisa lebih mudah dikabulkan. Meski begitu, sebenarnya ada pula doa yang
dikhususkan untuk dibaca antara bacaan tahiyat akhir dan sebelum salam dalam
sholat. Doa tersebut berbunyi, "Allahumma
innii a'uudzubika min 'adzaabi jahannam, wa min 'adzaabil qobri, wa min syarri
fitnatil mahyaa wal mamaat, wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal".
Sedangkan untuk doa dengan versi yang lebih panjang berbunyi, "Allahumma innii a'uudzubika min
'adzaabil qobri wa min 'adzaabinnaari wa min fitnatil masiihid dajjaal.
Allahummaghfirlii maa qoddamtu wa maa akhkhortu wa maa asrortu wa maa a'lantu
antal muqoddimu wan anta muakhkhiru laa ilaaha illa anta faghfirlii maghfirotan
min 'indika warhamnii innaka antal ghofuurur rohiim. Allahumma robbanaa aatinaa
fiddunyaa hasanatan wa fil aakhiroti hasanatan wa qinaa 'adzaabannaar."
Malam
lailatul qodar.
“Dari
Sayyidah 'Aisyah RA berkata : Aku bertanya, 'Ya Rasulullah jika aku mengetahui
bahwa malam itu adalah lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan waktu itu?'
Rasulullah bersabda, 'Ucapkanlah : "Allaahumma innaka 'afuwwun kariim
tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii"’. (HR. Tirmidzi).
Seperti yang sudah
diketahui pada umumnya, bahwa malam lailatul qodar adalah malam yang sangat
dinantikan oleh banyak umat Islam. Bahkan dalam Al-Qur'an, dikatakan bahwa
malam lailatul qodar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan (Al-Qodar :
2). Oleh karenanya, ibadah yang dilakukan pada malam tersebut pun dinilai
sebanding dengan ibadah yang dilakukan selama seribu bulan. Dan doa juga akan
dengan mudah terkabulkan. Adapun doa yang dianjurkan Rasulullah SAW. untuk
dibaca pada malam lailatul qodar yaitu "Allahumma
innaka 'afuwwun karim tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii" yang berarti "Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha
Pemaaf lagi Maha Mulia, Engkau Mencintai Pemaafan, maka maafkanlah aku".
Namun karena waktu lailatul qodar tidak selalu diketahui, sebagian umat Muslim
lebih memilih untuk membaca doa tersebut setiap setelah melaksanakan sholat
tarawih pada bulan Ramadhan.
Ketika
Adzan dikumandangkan dan antara Adzan dan Iqomah.
Seringkali, kita sebagai
anak disuruh diam oleh orang tua ketika adzan berkumandang. Atau mungkin, kita
sebagai murid dicontohkan para ulama untuk diam ketika adzan berkumandang. Semua
itu ada sebabnya. Karena pada saat adzan dikumandangkan adalah salah satu waktu
yang mustajab untuk berdoa. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw., “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau
minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat
perang berkecamuk, kedua kubu saling menyerang.” (H. R. Abu Dawud)
Kemudian setelah adzan
dikumandangkan, ada jeda beberapa saat sebelum akhirnya iqomah ikut
dikumandangkan. Pada waktu jeda itulah, salah satu waktu yang juga mustajab
untuk berdoa. Sehingga sangat beruntunglah orang-orang yang datang ke masjid
ketika atau setelah adzan dikumandangkan. Karena setelah memasuki masjid dan
mensucikan diri, mereka dapat memanfaatkan waktu tersebut dengan sebaik-baiknya
untuk berdoa sebelum melaksanakan sholat fardhu. Hal ini juga sesuai dengan
sabda Rasulullah Saw., "Doa diantara
adzan dan iqomah tidak tertolak." (H. R. Abu Dawud, Tirmidzi dan
Ahmad).
Sujud
dalam sholat.
Dalam setiap rakaat dalam
sholat, mengandung berbagai macam doa yang telah ditentukan sesuai dengan
gerakannya masing-masing. Namun, umat Muslim sangat dianjurkan untuk berdoa di
waktu sujud. Terutama di sujud terakhir setiap sholatnya. Maka tak heran jika
banyak para ulama yang memperpanjang waktu sujud terakhir dalam sholatnya.
Karena di waktu sujud, seorang hamba dalam keadaan sangat dekat dengan Allah
SWT. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW., "Seorang hamba yang berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah
ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu." (H.
R. Muslim)
Ketika
berpuasa hingga berbuka.
Imam Nawawi menjelaskan
dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdazb,
“Dianjurkan bagi orang-orang yang berpuasa untuk berdoa sepanjang waktu
puasanya, dengan doa-doa yang sangat penting bagi urusan akhirat dan dunianya,
bagi dirinya, bagi orang yang dicintai dan untuk kaum muslimin.”
Menurut penuturan Imam
Nawawi tersebut, sangat jelas bahwa umat Muslim yang berpuasa sangat dianjurkan
untuk berdoa. Penuturan tersebut juga didukung oleh sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Tirmidzi, “Ada tiga doa
yang tidak tertolak : (1) doa pemimpin yang adil, (2) doa orang yang berpuasa
sampai ia berbuka, (3) doa orang yang terzalimi” . Kemudian, Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin berpendapat bahwa penyebab ketika seseorang
yang berpuasa adalah waktu yang mustajab yaitu karena seseorang yang berpuasa
mungkin akan merasa sedikit lemah, butuh makanan dan butuh pada Rabb-nya.
Sedangkan jika orang tersebut sudah berbuka, badannya sudah kembali segar dan
bisa jadi ia akan lalai.
Hari
Jum’at
“Sungguh
hari Jum’at adalah tuannya hari-hari dan yang paling agung di sisi Allah.” (H.
R. Ahmad dan Ibnu Majah).
Hari Jum'at adalah hari yang istimewa bagi umat Islam. Disebut juga sebagai hari raya, hari beribadah dan hari berdoa bagi umat Islam. Oleh karenanya, setiap umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di hari Jum'at. Baik itu berdzikir, bersholawat, bersedekah, berdoa dan berbagai ibadah lainnya. Seperti pernyataan Imam Ibnu Qayyim, "Allah menjadikan bagi setiap penganut agama suatu hari di mana mereka meluangkan pada hari itu untuk beribadah dan mereka mengosongkan dari berbagai kesibukan dunia.". Maka, hari yang dimaksud bagi umat Islam adalah hari Jum'at.
Pada hari Jum'at pula, kita dapat menemui waktu yang sempit namun sangat mustajab untuk berdoa. Waktu mustajab itu pun hanya berlaku di hari Jum'at saja. Yaitu ketika imam naik mimbar sampai selesai sholat Jum'at. Namun, pendapat lain menyebutkan bahwa maksud dari waktu yang sempit adalah setelah ashar sampai terbenamnya matahari.
----------------------------------------------------
Tulisan diatas merupakan hasil tugas yang aku kerjakan untuk memenuhi tugas mingguan dari program kelas menulis artikel yang diadakan Lingkar Penulis. - Minggu Ketiga.
0 Comments: