Halo, kawan! Beberapa hari yang lalu, aku sempat beres-beres buku nih. Dan diantara semua buku yang ada, aku menemukan sebuah buku debur (kwarto) merah yang memiliki ketebalan 100 lembar (dikurangi beberapa sobekan mungkin). Di buku tersebut, aku menemukan sebuah halaman berisi catatan mengenai tata cara sholat hajat di pesantrenku. Catatannya pun ditulis kurang lebih tujuh tahun yang lalu. Saat aku masih jadi santri baru. Dibimbing langsung oleh salah seorang ustadzah atas arahan pengasuh (pemilik pesantren / kyai dan nyai). Dan karena tak ingin tersimpan sia-sia begitu saja, maka aku ingin membagikannya disini. Meskipun jujur, sebenarnya aku jarang sholat hajat juga sih setelah boyong dari pesantren. Tentu, bukan karena tidak punya keinginan. Tapi karena lupa caranya, dan tidak hafal juga dengan doanya. Terus, entah kenapa gak cari tahu di internet. Haha. Dasar aku. Tapi semoga, kedepannya kita sama-sama lebih wekel, yak!
Sebelum aku membagikan tata cara sholat hajat, mari kita ulas sedikit mengenai apa itu sholat hajat.
Kata hajat merupakan kata serapan dari bahasa Arab (حَاجَةٌ) yang berarti perlu. Sedangkan menurut KBBI, hajat diartikan sebagai maksud, kehendak, keinginan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa sholat hajat adalah sholat yang dilaksanakan untuk memohon kepada Allah Swt. agar mengabulkan keinginan yang dimiliki seseorang yang melaksanakannya. Bisa dilaksanakan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang untuk melaksanakan sholat. Namun, lebih utama untuk melaksanakannya di sepertiga malam terakhir. Sedangkan untuk jumlah rakaatnya, bisa sesuai keinginan masing-masing antara 2-12 rakaat. Dimana setiap salam terdiri dari dua rakaat.
Tata cara sholat hajat (sesuai petunjuk di pesantren) :
1. Niat.
Sholat hajat tidak bisa dilaksanakan secara berjama'ah. Sehingga niatnya tidak boleh sebagai imam ataupun makmum. Berikut adalah niat sholat hajat :
اُصَلِّى سُنَّةَ الِّقَضَاءِ الْحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatal liqodhoo'il haajati rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'alaa
2. Bacaan pada rakaat pertama setelah takbiratul ihram sebelum rukuk yaitu surah Al-Fatihah 1 kali dan surah Al-Kafirun 10 kali. Sedangkan pada rakaat kedua yaitu surah Al-Fatihah 1 kali dan surah Al-Ikhlas 10 kali.
3. Saat sujud yang kedua, rakaat kedua, baca :
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَلِيِّ الْأَعْلٰى الْوَهَّابِ
Subhaana robbiyal 'aliyyil a'lal wahhaab
4. Setelah salam yang terakhir, sujud lagi dengan membaca :
- Sholawat 10 kali
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ
Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammad
- Tasbih 10 kali
سُبْحَانَ اللّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهِ وَ اللّٰهُ اَكْبَرُ
Subhaanallaahi wal hamdu lillaahi wa laa ilaaha illallaahi wallahu akbar
- Doa Keselamatan 10 kali
رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِى الْأٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
Robbanaa aatinaa fiddunya hasanataw wa fil aakhiroti hanataw wa qinaa 'adzaa bannaar
5. Setelah sujud, kemudian duduk dan membaca doa setelah sholat hajat. Yaitu sebagai berikut.
لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ . سُبْحَانَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ . اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . اَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ . وَ عَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَ الْعِصْمَةَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ . وَ الْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ . وَ السَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ اِثْمٍ لَا تَدَعْ لِى ذَنْبًا اِلَّا غَفَرْتَهُ وَ لَا هَمًّا اِلَّا فَرَّجْتَهُ وَ لَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا اِلَّا قَضَيْتَهَا يَآ اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Laaa ilaaha illallaahul haliimul kariim(u). Subhaanallahi robbil 'arsyil 'adhim(i). Alhamdu lillaahi robbil 'aalamiin(i). As-aluka muujibaati rohmatik(a). Wa 'azaa-ima maghfirotika wal 'ishmata min kulli dzanbin. Wal ghoniimata min kulli birrin. Was salaamata min kulli itsmin laa tada' lii dzanban illa ghofartahuu wa la hamman illa farrojtahuu wa laa haajatan hiya laka ridhon illa qodhoituhaa yaaa arhamar roohimiin(i).
Kawan, itu dia tata cara sholat hajat yang aku salin dari catatanku sendiri. Meskipun begitu, sebenarnya surah pendek yang dibaca pun bisa cukup sekali saja. Dan jika kamu mau mengikuti tata cara ini, silakan. Tapi jika tidak, tak apa-apa.
Keterangan :
Pada huruf ُه dalam kalimat غفرته dan فرجته, seharusnya diberi harakat dhommah terbalik sehingga dibaca huu (panjang 1 alif). Namun karena aku tidak tahu cara memberi harakat tersebut, aku menharakatinya dengan harakat dhommah.
Semoga bermanfaat.
0 Comments: