Di sebuah toko barang pernak-pernik yang ada di dalam Ciwalk Mall, aku melihat-lihat banyak barang terpajang. Ada tas selempang, dompet kecil, kaos kaki, cangkir, ikat rambut, sampai pulpen. Tapi, tak ada satu pun yang menarik perhatianku. Meski sudah beberapa menit berjalan dan memperhatikan satu per satu barang. Hingga akhirnya, ketika melewati kasir, sekilas aku melihat banyak masker tergantung beserta kemasannya dengan motif yang beragam. Harganya kuperhatikan, berkisar Rp29.000 - Rp30.000. Dan karena ada harga yang murah, jadi aku pilih salah satu masker berharga Rp29.000 dengan motif bintang-bintang beserta warna dasar hijau toska dan tulisan brand toko tersebut di sisi kiri atasnya.
"Itu harganya tiga puluh ribu." Teteh menunjuk harga pada salah satu masker yang serupa dengan suara yang agak pelan.
"Iya. Tahu. Biarinlah, mumpung keluar (rumah)."
"Ooh. Bisi gak tahu. Nanti pas bayar malah kaget lagi."
Sepulang dari Ciwalk, di rumah, aku membuka kemasan masker tersebut. Terlihatlah sisi depan masker yang sebenarnya. Ternyata, ada gambar karaketer dinosaurus di sisi kanan masker. Aku kira, hanya bermotif bintang-bintang. Karena ketika dipajang, maskernya dilipat dan hanya memperlihatkan sisi kiri masker. Yah... agak kecewa deh. Ditambah lagi, saat kuperhatikan kemasan maskernya, ternyata ada tulisan KIDS di pojok kanan atas. Kalau gitu, berarti masker ini buat anak-anak dong? Tapi, okelah. Salahku juga tidak memperhatikan sebelumnya. Padahal, Teteh sudah memberi kode.
"Ini mah maskernya kecil. Cukup gitu buat Nisa, buat Bibah?"
"Cukup kali. Tanya dulu ke kasirnya." Mimi membela. Kemudian menanyakan pada kasir mengenai masker tersebut apakah cukup atau tidak untuk wajahku dan Nisa. Dan jawaban dari kasir tersebut adalah, iya.
=
Ponsel yang kupegang tengah membuka sebuah aplikasi e-commerce. Pada kolom pencarian, kutikkan beberapa huruf. Namun, kedua mata ini justru tertuju pada penawaran yang terdapat di bawahnya. Sebuah buku yang aku inginkan beberapa bulan belakangan ini.
Kolom pencarian pun terabaikan. Buku itu telah menjadi tujuan. Kuklik penawaran tersebut, sampai akhirnya mengetahui bahwa buku tersebut sedang ada potongan harga hingga 50%. Yang tadinya berharga Rp64.000 menjadi Rp44....... Baiklah. Ini penawaran yang sungguh menarik. Belum lagi, hari ini tepat jatuh di tanggal 6 Juni 2021. Jadi, wajar saja jika banyak diskon yang ditawarkan e-commerce.
Beberapa saat kemudian, aku pun segera checkout buku tersebut dengan harga Rp 34.132. Harga tersebut didapat setelah potongan harga flash sale, voucher dari toko yang bersangkutan sebesar Rp10.000, penukaran koin yang terkumpul dan voucher gratis ongkir 6.6.
=
"Ma, lo kan masih muda. Kenapa, gak lamar kerjaan sih?" tanya Ola pada Mayang, kala mereka tengah mengobrol santai di sebuah kafe.
"Lamar kerjaan, ya?"
"Iya. Mumpung masih muda loh. Belum nikah juga. Jadi kan bisa kerja tanpa ngurusin rumah tangga."
Maya terdiam sejenak, lalu berkata, "Sebenarnya sih gue udah ada pikiran ke situ. Terus, udah follow akun info loker juga di Instagram. Tapi gak tahu kenapa, belum ada yang menarik minat."
"Emang lo mau kerjaan kayak gimana sih?"
"Kerjaan apa aja. Yang sekiranya gue mampu dan bisa gue penuhi persyaratannya. Tapi enggak dengan persyaratan memiliki kendaraan pribadi atau lulusan D3 dan S1."
"Yah... iya sih. Lo belum bisa pake motor sendiri ya?"
"Belum."
"Kalau gue ajarin lo naik motor, gimana? Mau gak?"
"Hah?" Jalankan belajar nyetir motor. Belajar pake sepeda aja gak pernah.
=
Aku berjalan menyusuri trotoar di sisi kanan jalan raya. Menenteng sebuah tas kain berisi mukena beserta sajadahnya. Menatap lurus ke arah depan, seraya mengamati sekitar sekali-dua kali.
Sambil terus berjalan, aku memperhatikan seorang perempuan yang menyeberangi jalan raya menuju trotoar tempatku berjalan. Dia mengenakan pakaian dress selutut, hingga menampakan betis kakinya yang berkulit putih. Sedangkan sebagai alas kaki, ia mengenakan sepatu high heels yang tentu membuatnya terlihat lebih tinggi. Dan tak lupa, sebuah tas yang diapit oleh lengan kiri di bawah ketiak layaknya orang kantoran.
Kayaknya, baru kali ini aku lihat perempuan yang pakai pakaian selutut di daerah ini. Kalau di pasar, pernah enggak ya? Setahu aku sih, kayaknya enggak, pikirku.
Perempuan itu telah berada tepat di depanku. Ia berjalan lurus, tanpa menoleh sedikit pun baik ke kanan maupun ke kiri. Hingga tak lama kemudian, sambil terus berjalan, ia terlihat merogoh tasnya. Dan tepat ketika berpapasan dengan seorang badut, ia memasukkan sesuatu ke kardus yang dipegang badut tersebut.
Astaghfirullah! Ini seperti sebuah tamparan bagiku. Jelas saja sesuatu yang dimasukkan itu adalah uang. Karena tak lama setelah berpapasan, badut itu menganggukan wajah, bertanda bahwa ia berterima kasih pada perempuan itu. Sedangkan aku? Yang jelas-jelas berhijab, tapi tidak sedikit pun uang yang keluar hari ini untuk sekadar memberi. Jalankan memberi. Uang yang aku bawa saat ini saja hanya dua ribu rupiah. Itu pun uang untuk membayar WC di masjid yang dituju. Sebegitu sombongnyakah aku? Ayolah, Bib. Mumpung masih muda, masih hidup, masih ada, ringankan tanganmu.
0 Comments: