Di masa liburan yang tidak lama, aku pergi ke Jakarta bersama adikku. Dari Jakarta, kami pergi ke Kebun Raya Bogor menggunakan commuter line bersama tetehku. Tarifnya sangat murah, yakni hanya Rp5000 untuk sekali perjalanan. Untuk membayar tarif ini, kita harus menggunakan kartu emoney. Untungnya, aku sudah membeli kartu emoney ketika masih di bandung. Juga sudah mengisi saldo kartunya.
Dari stasiun bogor, kami masih harus naik angkot ke gerbang
tiga Kebun Raya Bogor. Tarifnya sama, hanya Rp5000. Tapi, kali ini harus pakai
uang tunai, tidak lagi pakai emoney.
Sesampainya di gerbang, kami membeli tiket untuk tiga orang.
Harga tiket Kebun Raya Bogor adalah Rp15.500 per orang. Kita bisa membayarnya
menggunakan uang tunai maupun via qris. Terserah pengunjung aja deh pokoknya.
Setelah tiket dibeli, kami langsung berjalan mengelilingi
kebun raya. Hari itu, mataharinya terik sekali. Membuat kami kepanasan ketika
berjalan ke sana kemari. Tetapi jujur saja, pemandangan yang disajikan sungguh
menakjubkan. Rumput dan pohon hijau di mana-mana. Ditata sedemikian rupa
sehingga sedap dipandang mata.
Di beberapa sisi, terdapat pepohonan yang cukup rimbun
sehingga kami bisa berteduh di bawahnya. Dari rumah, kami membawa karpet yang
bisa dilipat dan dibentuk menjadi tas. Digelarlah karpet itu di sekitar
pepohonan yang rimbun. Kemudian kami duduk di atas karpet sembari memakan
camilan yang sudah dibeli ketika masih di statsiun.
Sayangnya, kami belum membeli nasi. Padahal kami belum
sarapan sedari pagi. Jadi, kami hanya memakan camilan saja.
Setelah perut kami terisi camilan, kami melanjutkan
perjalanan untuk mengelilingi kebun raya. Hari makin siang, matahari makin
terik. Tapi pepohonan rimbun meneduhkan sekitar dan membuat suasana makin segar.
Tetehku, berambisi untuk mencari bungga Rafflesia, bunga
dengan bau menyengat yang sering tampak di buku sekolah. Kami terus berjalan
dan berjalan mencari bunga itu dengan petunjuk peta yang terpampang di beberapa
titik dan penunjuk jalan.
Sayangnya, bunga itu tak kunjung ditemukan. Kami kelelahan
dan akhirnya mencari tempat teduh untuk kembali beristirahat. Tepat saat itu,
sudah tiba waktunya salat zuhur. Tapi berhubung teteh dan adikku sedang
halangan, jadi aku sendiri yang pergi ke musholla untuk melaksanakan salat.
Sementara mereka menunggu di tempat teduh dengan menggelar karpet sambil
menunggu pesanan makanan datang (kami memesan makanan lewat online).
Sekitar setengah jam kemudian, aku kembali ke tempat mereka berada. Makanan sudah terhidang beserta air kemasan dalam botol dan kami pun menyantap makanan itu.
Tak butuh waktu lama, makanan itu akhirnya habis dan kami bersiap untuk pulang. Kami mengumpulkan sampah untuk dibuang ke tempatnya, melipat karpet, dan membereskan tas yang dibawa untuk memastikan tidak ada barang yang tertinggal. Kemudian berjalan menuju gerbang 1, gerbang yang paling dekat dari lokasi kami berteduh sebelumnya. Dan tentu, membuang sampah bekas makanan ke tempat sampah terdekat.
Di gerbang 1, kami menjumpai beberapa satpam yang sedang berjaga. Kepada salah satu dari mereka, kami bertanya perihal bunga rafflesia. Katanya, bunga rafflesia sedang tidak terbuka untuk dikunjungi karena belum waktunya mekar. Sedangkan bunga rafflesia hanya mekar beberapa bulan sekali.
Pikirku, alangkah beruntungnya orang yang mengunjungi kebun raya ini ketika bunga rafflesia mekar. Karena mereka bisa menikmati momen yang langka dan jarang dijumpai banyak orang. Meski begitu, keindahan kebun raya tak akan berkurang walau bunga Rafflesia belum mekar. Jadi kita tetap bisa merasakan keindahan dan pemandangan yang menakjubkan!